JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan yang diberikan oleh orang tua maupun guru pada anak-anaknya pasti akan memberi pengaruh pada perilaku anak sehari-hari. Untuk itu, orang tua dan guru harus berhati-hati dan terus menyampaikan nilai-nilai positif dalam mendidik anak.
Guru dari pondok pesantren Hifz Al-Qur'an Al Asror, Slamet Hidayat Bisri, mengatakan bahwa dirinya terkesima dengan kedisiplinan yang dilakukan oleh anak-anak di Jepang. Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) dapat dengan sendirinya menata sepatunya di rak sebelum masuk kelas sehingga tidak ada sepatu yang berantakan di lantai.
"Saat berkunjung di Jepang, saya lihat anak SD bisa teratur. Sedangkan santri tempat saya yang umurnya lebih tua, hal simpel seperti menaruh sandal saat mau masuk mushola saja masih berebut," kata Slamet saat Penyerahan Sertifikat Kunjungan ke Jepang, di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/11/2012).
Ia menuturkan bahwa ada empat sumber yang dijadikan bahan landasan dalam pola pendidikan di Jepang yaitu bahasa sebagai alat komunikasi, keterampilan menolong orang, filsafat hidup dan agama yang untuk orang Jepang adalah Budha. Satu hal yang menarik perhatiannya adalah masalah filsafat.
"Dari filsafat ini, ternyata sekaligus mengajarkan budaya malu pada anak-anak ini. Yang mendasar malu jika tidak rapi, malu jika melanggar aturan termasuk buang sampah sembarangan," jelas Slamet.
Dalam kesempatan yang sama, guru dari Pondok Pesantren As-Salaam, Muflih Wahyanto, mengungkapkan hal serupa. Anak-anak di Jepang sejak usia dini sudah mengenal baik masalah kebersihan dan kerapihan. Hal ini awalnya ditularkan lewat sekolah dan dijaga kelangsungannya oleh keluarga dan masyarakat.
"Kadang kami sudah ajarkan di sekolah. Tapi saat di rumah atau di lingkungan masyarakat, anak-anak ini dibiarkan lagi," jelas Muflih.
"Butuh sinergi yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam mendidik anak agar tumbuh baik," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar